PROSES PENGEMBANGAN DIRI

I. PENDAHULUAN

Tentunya kita semua ingin menjadi diri yang khas. Setiap orang mendambakannya. Itu biasa dan sangat normal. Tetapi ternyata kita telah menjadi khas, atau khusus! kita adalah manusia yang unik . dari sekian banyak manusia, kita adalah istimewa. Tak seorangpun di dunia akan persis dan sama seperti kita. Kita tidak ada duanyaTetapi kita belum sempurna. Kita sedang dan masih harus berkembang. Kita masih berada di dalam proses menjadi semakin khas, khusus, dan istimewa. Setiap kita memiliki potensi yang luar biasa,
tetapi jarang diantara kita yang dapat mengembangkan dan sampai mengaktualisasikan dalam kehidupan.”Kebanyakan orang hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuannya”begitulah kesimpulan William James melalui penelitian-penelitiannya. Padahal Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sangat sempurna ( AL Qur’an ) kita akan semakin menjadi diri kita, orang yang khas itu,
kalau kita mengembangkan dan membina segala yang baik yang ada pada kita dan mengalahkan yang kurang/tidak baik. Ini berlaku untuk kemampuan jasmani, intelektual, keterampilan dan spiritual Modal ( Potensi ) yang terpendam dalam diri kita ini, perlu kita sadari dan aktifkan. Inilah suatu proses yang tak pernah akan selesai. Sampai hari kita meninggalkan dunia ini, kita masih dapat berkembang menjadi lebih sesuai dengan ideal kita.Sebagai anak, kita mulai mengaktualisasikan potensi-potensi kita dibawah bimbingan orang dewasa. Kita belajar banyak hal, melangkah , berbicara, menghitung, berdoa…semakin dewasa, semakin banyak segi kepribadian kita yang temukan. Kita mencari, memperoleh, berlatih dan belajar. Kita berubah terus menjadi lebih sempurna atau lebih buruk. Berhenti, tidak mungkin kalau tindakan-tindakan kita mengarahkan kita kepada yang baik ( kejujuran, tanggungjawab, kasih saying, dll ) kita berkembang maju sebagai manusia. Hidup kita lebih berarti, lebih memuaskan, lebih tenang karena mendapat pegangan.Sebenarnya, kita berdaya untuk meningkatkan taraf perkembangan kepribadian kita masing-masing. Hal-hal yang membantu pengembangan itu ada disekitar kita dan ada pada diri kita sendiri. Manfaatkanlah! Kita dapat menjadikan diri kita manusia yang paling baik dan yang unik. Kita bukan orang lain. Kita bukan tiruan manusia lain, tetapi kita adalah kita.Oleh karena itu biarkanlah kita berkembang sekarang ini juga. Sebab, waktu kini adalah kesempatan yang tak akan terulang kembali, kita hanya memiliki satu kehidupan. Waktunya terlalu pendek. Hari kemarin sudah berlalu. Hidup adalah hari ini, dan mengarah ke hari esok.Jadilah diri yang khusus dengan membiarkan diri kita berkembangMulailah sekarang ini juga


II. DARIMANA HARUS MEMULAI ?

Kita harus memulainya dengan terlebih dahulu mengindentifikasi siapa kita pada saat ini? Sebenarnya kehidupan kita pada saat ini dipengaruhi oleh tiga hal : kehidupan masa lalu kita, kita apa adanya sekarang, dan mimpi/imajinasi kita tentang kita di masa depan ( sampai akhirat )

1. Masa Lalu Kita. Kita pada hari ini tideak lepas dari proses pembelajaran kita dimasa lalu. Bimbingan orangtua, proses pembelajaran kita dalam hidup, pengalaman kehidupan yang sudah lalu, semua itulah yang menjadikan kita hari ini, Baik-buruk, suka-duka, senang-susah, sedih-gembira dimasa lalu kita ( bahkan sejak masa kanak-kanak ) memberikan sumbangan kita sampai hari ini. Mungkin kita dapar sedikit memetik hikmah dari untaian kata-kata dari Dorothy Law Nolte :Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memakiJika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahiJika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diriJika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diriJika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diriJika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar menghargaiJika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilanJika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaanJika anak deibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinyaJika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan arti hidup dalam kehidupanDengan cara manakah kita dibesarkan dan hidup?Tapi apakah akhirnya kehidupan kita saat ini dibentuk oleh kehidupan masa lalu kita ?Jawabannya adalah TIDAKKita tidak dapat tergantung/dibentuk oleh masa lalu kita. Kita haus mempersepsikan masa lalu kita secara positif dan proporsional. Interopeksi ( Muhasabah ), perenungan positif adalah sebuah metode bagi kita untuk merubah pengalaman masa lalu kita menjadi energi positif. Umar Bin Khatab memiliki masa lalu yang sangat suram, tetapi ia dapat menjadikan masa lalunya sebagai unsur perubah, sehingga ia menjadi energi positif untuk mencapai mardhotillah. Begitu jua dengan Khalid Bin Walid serta Bilal bin Rabah. Bagaimana dengan kita ?Meskipun kita dapat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman kanak-kanak yang malang, namun kita bukanlah korban-korban tetap dari pengalaman-pengalaman ini, kita dapat berubah, bertumbuh dan mencapai tingkat-tingkat kesehatan psikologis yang tinggi ( Abraham Maslow )


2. Masa Kini. Kondisi kita saat ini, kita hari ini apa adanya adalah merupakan akumulasi pencapaian aktualisasi diri dari potensi-potensi kita, tapi in fact kebanyakan orang hanya menggunakan sebagian kecil dari kemampuannya ( William James, Filsuf dan Psikolog asal USA ), artinya kita saat ini hanyalah baru sebagian kecil dari seharusnya kita menjadi. Masih banyak potensi-potensi dalam diri kita yang belum terbina, terbangun dan teraktualisasi dan yang belum, baik dari segi fisik, emosi, sikap, intelektual dan lainnya lagi. Inventarisasi semua hal itu dengan metode perenungan, instropeksi individual, kemudian mintalah pendapat orang lain, sahabat, orang tua, teman kerja atau lainnya untuk membantu kita dalam mengenali potensi apa saja yang sudah dan belum teraktualisasiIdentifikasi dan inventarisasi itu merupakan database kita untuk mulai merencanakan pengembangan diri. Database tersebut dapat memberikan informasi kepada kita potensi-potensi apa yang harus kita rencanakan untuk mengaktualisasikannya, dan juga bagaimana potensi-potensi yang sudah teraktualisasi dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya


3. Masa Depan. Masa depan adalah sebauh mimpi/imajinasi kita untuk menjadi apa. Apa yang ada dalam benak dan fikiran kita tentang masa depan kita? Menjadi orang sukseskah? Menjadi orang bahagiakah? Prinsip dan imajinasi anda yang menentukan! Kehidupan kita ditentukan oleh pikiran kita ( Muhammad Al Ghazali ). Namun dalam imajinasi kita tentang masa depan kita ada perbedaan orang yang religius dan yang tidak. Orang yang religius memandang bahwa masa depannya bukan hanya pada tahap hidup di dunia, tetapi ada hal yang lebih penting lagi adalah masa depan akhirat. Sehingga cobalah latih imajinasi kita untuk memikirkan bagaimanakah keadaan akhir kita kelak di akhirat bahagiakah atau tersiksa?Bingkai dengan Emosi Positif“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi ( pula ) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” ( Al Qur’an ).Apa yang kita rasakan ketika membaca ayat ini? Mungkin kita akan merasakan nuansa optimisme dalam diri kita, karena ayat ini mengajarkan kita untuk selalu mengembangkan emosi positif kita tentang segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita.Bingkailah kehidupan masa lalu, mas kini, dan masa depan kita dengan emosi positif. Pandanglah setiap kejadian-kejadian masa lalu sebagai hal terbaik untuk meraih hal yang lebih baik. Jadikanlah kondisi kehidupan kita saat ini menurut kita atau menurut orang lain sebagai sebuah cermin bagi kita untuk melangkah menjadi lebih baik. Dan raihlah masa depan kita yang telah kita cita-citakan dalam imajinasi kitaBingkai dengan NilaiSetelah kita tahu tentang siapa kita? Apakah itu sudah cukup? Belum! Karena persepsi kita tentang kita ditentukan oleh kita sendiri dan oleh teman-teman kita sesama manusia. Kita tidak obyektif, karena manusia tidak ada yang obyektif, hanya Allah SWT yang obyektif. Karena kita adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT, maka kita sebaiknya menanyakan pada sang pencipta gambaranNya tentang kita. Sebab ia menciptkan kita masing-masing secara unik, artinya dengan bakat, kemampuan, tenaga dan ideal-ideal tersendiri. Dengan menemukan gambaran Allah tentang kita. Kita temukan ideal kita, makna hidup kita, tujuan seluruh keberadaan kita didunia ini. Kita akan terarah, inilah nilai yang dapat dengan jernih mempersepsikan secara positif. Kehidupan masa lalu, masa kini dan masa depan kita. Nilai inilah yang menentukan akan menjadi apa kita kelak dan bagaimana akhirnya.


III. SASARAN PENGEMBANGAN DIRI

Proses pengembangan diri adalah sebuah proses yang terus-menerus dan integral, untuh serta bertahap. Proses pengembangan diri meliputi empat unsur dalam aspek kepribadian manusia; Aspek Spiritual, Moral ( Truee ) , Aspek Emosional ( Responsible ), Aspek Intelektual ( Unique ) dan Aspek Fisik ( Sacriface )1. Aspek SpiritualMeliputi Iman, Taqwa, Ibadah, Niat, Sopan, Ramah, Siap, Berkurban, Totalitas, Tepat Waktu, Menghormat/menghargai orang lain, bersih dan berwibawa, kejujuran, Tegas, Keaslian, Kesetiaan, Ketaatan, Kebenaran, dll2. Aspek EmosionalMeliputi: Tanggung Jawab, Membantu orang lain, Ingin maju, Rasa ikut memiliki, Mawas diri, Proaktif, Mandiri, Berpikir Positif, Inisiatif, Sumbangan kepada semangat kelompok, Hubungan Masyarakat, Kepercayaan pada diri sendiri, Kerjasama, Fleksibilitas, Pengambilan Resiko, Kemampuan Memotivasi bawahan, Keuletan, Kerja Keras, Integritas, Empati, Ketegasan, Perhatian terhadap orang lain, dll3. Aspek IntelektualMeliputi : Terampil, Trengginas, Merencanakan, Mengorganisasi, Mengkoordinasi, Mensupervisi, Kepemimpinan, Dinamika, Kepandaian mencari akal, Kreatifitas dan Daya Akal, Pengembangan para bawahan, Kemampuan Analitis ( nalar, logika ), Pendelegasian, Pengambilan Keputusan, menyelesaikan masalah, Manajemen Konflik, Kemampuan Komunikasi ( Lisan, Tulisan ), Pengaturan data, Dapat belajar dengan cepat, Dapat mengakses informasi dengan cepat, Mudah mempelajari Ilmu Baru, dll4. Aspek FisikMeliputi : Dapat melakukan Hajat hidup dengan fisik, sehat, tidak cacat karena kecelakaan, tidak sakit akut atau kronis, olah raga, pola makan yang baik, tinggi badan dan berat badan yang seimbang, memiliki tenaga yang kuat, tidak melakukan kebiasaan merusak fisik, merasakan nafas lega, dll


IV.PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN DIRI


1. Prinsip KeterarahanSetiap aktifitas pengembangan diri, harus memiliki arah yang jelas yang teridentifikasikan dengan tujuan akhir dari pengembangan diri tersebut. Parameter hasil yang konkrit. Karena sebuah usaha pengembangan diri, tetapi tanpa target, atau tujuan yang jelas maka usaha pengembangan diri tidaklah efektif dan maksimal

2. Prinsip PerencanaanAktivitas pengembangan diri merupakan suatu ektivitas yang terencana, bukan sambilan atau incidental. Ia merupakan bagian dari agenda kehidupan kita. Perencanaan pengembangan diri meliputi, taget-target waktu, jadwal aktivitas dan evaluasi

3. Prinsip KesinambunganAktivitas pengembangan diri merupakan aktivitas yang terus-menerus dan tidak berhenti sampai akhir kehidupan kita. Aktivitas pengembangan diri seseungguhnya kehidupan itu sendiri, “ Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, Hari esok harus lebih baik dari hari ini”

4. Prinsip KeteraturanAktivitas pengembangan diri harus teratur, punya alur yang jelas aspek mana yang akan dikembangkan lebih dahulu kemudian aspek lainnya menyusul, atau bisa juga secara simultan namun tetap harus merujuk pada prinsip keteraturan. Hal ini untuk mencegah terjadinya aktivitas yang berlebihan

5. Prinsip KebertahapanAktivitas pengembangan diri merupakan sebuah aktivitas yang bertahap dan berproses sesuai dengan karakter fitrah manusia itu sendiri yang berproses baik secara fisik ataupun psikologis. Terdapat hubungan keterkaitan antara satu tahap dengan tahap yang lainnya

6. Prinsip Latihan dan TindakanAktivitas pengembangan diri merupakan aktivitas “Learning By Doing” atau “Experience Learning”. Artinya tujuan dari pengembangan diri tidak akan tercapai apabila kita tidak melakukan latihan-latihan dan tindakan-tindakan yang dibutuhkan dalam proses pengembangan diri.

7. Prinsip Optimisme ReligiusAktivitas pengembangan diri merupakan aktivitas ikhtiar manusia untuk berubah menjadi lebih baik ( Al Qur’an 13:11 ) sedangkan keberhasilan ikhtiar manusia bukan hanya ditentukan oleh ikhtiar itu sendiri, tetapi factor “Kehendak Ilhiyah” ( Kehendak Allah SWT ) memegang peranan penting dalam keberhasilan tujuan pengembangan diri. Oleh sebab itu factor Do’a ( Pengharapan kepada Allah SWT ) merupakan prinsip yang sangat penting namun sering dilupakan orang.


‘Faidza ‘azzamta fatawaqqallah” (Bertekadlah Engkau kemudian Bertawakal).


V. TREATMEN PENGEMBANGAN DIRI


Treatmen dilaksanakan dengan bersandar pada prinsip-prinsip pengembangan diri pada bab sebelumnya. Treatment lebih merupkan sebuah siklus (berkesinambungan) yang tidak berhenti. Siklus tersebut adalah :

1. PerenunganPerenungan merupakan sebuah tahap untuk melihat diri pribadi kita dalam kesadaran yang hakiki, kesadaran spiritual, kesadaran emosional, kesadaran intelektual dan kesadaran fisik

2. InsightHasil Perenungan dengan kesadaran hakiki itulah yang akan menimbulkan sebuah pemahaman baru ( Insight ) yang lebih positif dan lebih baik arahnya

3. Motivasi Dengan pemahaman baru, maka akan muncul sebuah nuansa motivasi untuk berubah dan berbuat

4. Latihan dan TindakanMotivasi merupakan sebuah kecenderungan tindakan yang nantinya akan menjadi sebuah tindakan yang nyata, tindakan-tindakan tersebut harus dilatih sehingga menjadi sebuah kebiasaan dan menjadi karakter

5. Insight dan EvaluasiLatihan-latihan serta tindakan yang dilakukan akan kembali menimbulkan pemahaman baru dan segera dievaluasi untuk kita teruskan menjadi kebiasaan dan karakter kitaPenutupAktivitas Pengembangan Diri merupakan sebuah kerja ibadah, ketika ia diniatkan untuk mencari ridho Allah dan tidak melanggar aturan-Nya sehingga proses pengembangan diri kita adalah sebuah upaya untuk menuju menjadi manusia yang sempurna

( Insan Kamil ) yang diridhoi Allah SWT.Wallahu ‘alam


Referensi1. 60 cara pengembangan diri, Martha Mary McGaw, CSJ2. Aku Mengembangkan Diriku, Robert E. Vailet3. Model-model Kepribadian Sehat, Duane Schlutz4. Madzhab Ketiga, Frangk. G Goble5. Perbaharui Hidupmu, Muhammad Al Ghazali6. Kita Mengembangkan Diri, Mike Pedler dkk.7. Al Qur’an

Belajar Internet Marketing dan Bisnis Online